Ada hal menarik ketika saya mencoba menyelami apa yang telah ditulis dalam buku ini. Sejatinya saya mengenal penulis jauh sebelum kondisinya saat ini. Minat dan upaya untuk memahami sekaligus menjadi praktisi “sulap” ternyata telah dikuasainya dengan baik. Saat itu, saya belum begitu memahami sulap sebagai bagian sebuah teknik yang bukan hanya sekedar menghibur seseorang dalam pertunjukkannya. Bahkan sesaat saya setelah memahami berbagai fenomena di balik teknik dalam sulap, saya melihat sulap itu juga merupakan cara bagaimana menjadi pribadi yang menarik dalam konteks komunikasi yang elegen. Menjadi pribadi yang bisa memberikan bukan hanya kesenangan tetapi juga bagaimana menjadi bagian dalam konteks komunikasi efektif yang mencerdaskan. Penulis begitu cerdas menulis berbagai fenomena terkait sulap dalam buku ini. Saya termasuk tercerahkan dengan beberapa argument yang ditulisnya sebagai salah satu cara mencerdaskan kepribadian dalam perspektif dunia Bimbigan dan Konseling.
Dalam pengamatan saya, banyak orang bertanya-tanya apakah sulap dan sihir itu sama? Karena tiba-tiba, ketika seseorang berbicara sulap ada hal yang kemudian mengganggu pemikiran saya ketika harus disandingkan dengan kata sihir. Sulap dan sihir memang hanya memiliki beda yang sangat tipis sekali jika di bandingkan. Jika Anda mendengar kata sihir, apa yang Anda pikirkan? Pasti pikiran Anda setelah mendengar sihir pasti sudah sedikit negatif? Betulkah? Tetapi jika Anda mendengar kata sulap, sudah pasti hanya trik seseorang untuk mempengaruhi penonton. Sulap diartikan sebagai suatu seni atau pertunjukkan yang diminati sebagian besar di Indonesia, karena pada penyajiannya sulap dipelajari dan juga trik yang dia miliki dapat dibagikan kepada penonton, karena sulap hanyalah sebuah trik, semua orang bisa melakukannya jika orang tersebut tahu trik atau caranya. Sedangkan sihir dapat diartikan sebagai suatu kekuatan alam yang biasa disebut sebagai hukum alam, tetapi masih sangat ilmiah dalam cara beroperasi. Sihir merupakan kekuatan yang dimiliki seseorang dimana ilmu dari orang tersebut disembunyikan hanya untuk kepentingan pribadi. Pertanyaannya dari mana orang tersebut mendapat ilmu sihir? Inilah yang menjadi pertanyaan bagi kita semua orang awam. Pertanyaan yang kadang tergelitik dalam benak saya adalah, jika anda memilih lebih tertarik belajar sulapatau belajar sihir. Mana yang anda pilih? Semua tergantung dari keinginan Anda.
Sihir memerlukan penggunanya merapalkan sebuah mantra untuk dapat menggunakannya. Kurasa disinilah letak ilmu pengetahuan belum bisa secara jelas-jelas menerima sihir sebagai salah satu cabangnya. Manusia yang congkak masih kesulitan menerima dengan akalnya bagaimana kata-kata tertentu bisa menimbulkan efek-efek dahsyat diluar hukum alam. Mantra tersebut adalah segel atau kunci untuk memulai sebuah ritual sihir. Dalam hal ini, Anda boleh membayangkan Naruto (mohon maaf saya termasuk pencinta film tersebut) sedang mengeluarkan jurus ninjutsunya. Saya rasa ini bisa dimasukkan jadi cabang ilmu baru, yakni mengenai suatu fi’liyah dan qauliyah tertentu yang bisa menimbulkan efek lebih dari yang seharusnya, salah satu contoh yang saya rasa bisa menjelaskan adalah shalat dan thawaf. Anda pikir mengapa kita harus bergerak dalam suatu aturan tertentu, bacaan tertentu dan niat tertentu. Itu semua pasti memiliki efek luarbiasa dalam hukum fisika (atau metafisika, bagi orang yang belum percaya hal ghaib juga ada fisikanya). Nah tapi bedanya shalat itu diperintahkan sedangkan sihir dilarang.
Lalu darimana datangnya kekuatan dahsyat yang dikunci oleh segel baik berupa gerakan ritual atau mantra itu? Makhluk Ghaib. Saya jawab pertama-tama makhluk ghaib terlebih dahulu. Karena yang mengajarkan sihir pada manusia menurut sejarah adalah kedua malaikat Harut dan Marut. Mereka juga bisa sihir, tapi mereka tidak berdosa karena memang kodrat mereka sebagai malaikat boleh melakukannya (kita saja yang sebagai manusia dilarang karena ini dunianya usaha dan adanya sihir bisa meniadakan kesulitan dan cobaan bagi manusia). Tapi dalam prakteknya di zaman sekarang tidak mungkin malaikat yang membantu manusia untuk menyihir mengingat mereka adalah makhluk yang patuh. Berarti bisa disimpulkan ini adalah ulah jin dan setan.
Jadi apakah penghipnotis itu penyihir? Jika anda bilang tidak dengan alasan ilmunya ada sesuai dengan yang dipelajari di fakultas psikologi, saya akan bertanya, apakah tidak mungkin ilmu yang ditemukan dan dikemukakan di buku itu sebenarnya adalah sebagian dari ilmu sihir yang ditemukan kembali oleh ahli, atau memang sengaja diilmiahkan (karena memang ilmiah) dan dimasukkan kedalam kurikulum. Saya tidak menyangkal bahwa hipnotis juga membantu dalam pengobatan dan terapi. Tapi marilah kita objektif dengan melihat ke hadits Nabi dulu. “Sebagian dari ucapan yang fasih adalah sihir.” Saya akan ceritakan sedikit bagaimana asbabul wurud hadits tersebut. Suatu ketika di pasar sahabat-sahabat mendengarkan seseorang berbicara di depan, (saya lupa, seingat saya orang tersebut belum pernah mereka lihat sebelumnya) mereka terpesona melihat orang itu berbicara, (dan terus terkesan mungkin), kemudian mereka mengadu pada Nabi perihal ini, lalu itulah yang Nabi katakan.
Ini dapat diartikan bahwa orang bisa saja tidak sengaja menyihir orang lain. Tapi yang mau bahas adalah ucapan fasih bagaimana kira-kira yang dimaksud Nabi dalam Hadits. (perlu digaris bawahi segala tafsir di bawah ini jangan dikutip tanpa menyebut siapa yang punya pendapat, karena saya bukan ahli tafsir, semua ini murni pemikiran saya tanpa referensi) Menurut saya, yang dimaksud ucapan fasih disini adalah hipnotis. Hipnotis harus dilakukan dengan tatapan mata sempurna, wajah meyakinkan, dan ucapan tanpa kesalahan. Hipnotis saya katakan adalah mengendalikan suatu komputer lewat dos command, bagai memasuki pintu belakang pemrograman diri seseorang. Dan ini termasuk yang dijaga Tuhan tentang akal manusia (hifdz al-aql), makanya Tuhan melarangnya. Walaupun dilakukan dengan izin, mungkin saja si manusia tidak mengetahui kemudharatan apa yang bisa terjadi dengan membiarkan orang lain masuk ke wilayah dimana dia tidak bisa mengendalikan diri.
Dalam buku yang ditulis oleh penulis saya sangat mengapresiasi sebagai dari cara memperkaya khzanah pengetahuan dalam dunia sulap semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar