Selasa, 10 Januari 2017

BATAN Hasilkan 77 Ahli Nuklir pada HUT Kemerdekaan ke 70

BATAN Hasilkan 77 Ahli Nuklir pada HUT Kemerdekaan ke 70


engan acara yang penuh hikmat dan haru para sarjana ahli nuklir diwisuda oleh Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Djarot Sulistio Wisnubroto dan Ketua STTN, Sutomo Budihardjo. Haru karena acara wisuda dihadiri oleh para orang tua dan keluarga para wisudawan yang datang dari berbagai daerah. Yang istimewa adalah pada acara wisuda tahun ini STTN berhasil meluluskan lulusan terbaik dengan Indek Prestasi Kumulatif (IPK) 3,97 atau hampir sempurna, dan masih ada 30 lulusan lain yang mencapai IPK diatas 3,5 atau lulus dengan predikat pujian.

“Baik-baiklah membawa diri dan darmabaktikan keahlian yang dimilikii untuk kejayaan bangsa dan negara. Hal tersebut diperlukan untuk menjawab keraguan masyarakat Indonesia terhadap kemampuan bangsa sendiri dalam menguasai teknologi nuklir,” kata Djarot dalam sambutannya.
Djarot menambahkan bahwa tahun ini Indonesia sudah memasuki Masyarakat Ekonomi Asia (MEA). Artinya adalah persaingan akan semakin ketat, namun apabila kita mampu meningkatkan kompetensi dan profesionalisme maka MEA akan menjadi peluang yang besar bagi Indonesia untuk go internasional.
Lulusan STTN selain menerima ijazah sebagai tanda kelulusan sebagai sarjana sains terapan juga menerima Seritifikat Ijin Bekerja (SIB) yang sangat dibutuhkan pada saat mereka akan bekerja di bidang yang berkaitan dengan penggunaan radiasi dan zat radioaktif. SIB diserahkan sendiri oleh Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN), Jazi Eko Istiyanto. “Menjadi ahli nuklir itu tidak mudah, perlu perjuangan yang gigih untuk bisa mencapai puncak kelulusan. BAPETEN selalu mendukung kepada BATAN dan STTN untuk meningkatkan fasilitas pendidikannya, sehingga kualitas lulusannya akan semakin baik,” kata Jazi dalam sambutannya.
Ketua STTN menjelaskan bahwa peminat untuk mengikuti perkuliahan di bidang nuklir semakin tinggi dari waktu ke waktu. Pada tahun ini yang mendaftar di STTN mencapai 1.350 orang meskipun kapasitas STTN hanya 140 orang. Peminat tidak hanya datang dari wilayah Pulau Jawa, tetapi ada yang dari Kepulauan Riau, Kalimantan, Sumatera dan Sulawesi. Bahkan yang menarik adalah peminat banyak datang dari daerah-daerah yang sudah diwacanakan untuk lokasi pembangunan PLTN, yaitu Jepara, Bangka Belitung dan Kalimantan Barat, tambahnya. Sutomo juga menjelaskan bahwa setiap tahun lulusan STTN lebih dari 90 % terserap di lapangan kerja dengan berbagai bidang pekerjaan. (ekomp)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar