Langkah-langkah pemungutan suara untuk melegalkan ganja rekreasional telah meraih keberhasilan di California, Massachusetts, Nevada dan Maine pada Selasa (8/11) kemarin.
Sementara itu, ganja medis pun telah dilegalkan di North Dakota, Arkansas, Florida dan Montana. Sampai saat ini, hanya pemilih Arizona yang menolak untuk memperundang-undangkan ganja bagi mereka.
Namun, akan Presiden terpilih Donald Trump mengizinkannya ?
Aaron Herzberg, mitra dan penasihat dari CalCann Holdings mengatakan, secara umum diharapkan bahwa California akan memilih untuk melegalkan ganja rekreasi.
“Menyetujui ganja rekreasi di California, sebagai ekonomi terbesar keenam di dunia dan negara yang sering menetapkan tren nasional, adalah lonceng kematian dari gagalnya kebijakan akan pelarangan legalisasi ganja,” kata Aaron seperti dikutip dari Forbes, Rabu (9/11) kemarin.
“Bahkan, California sekarang siap untuk mengambil kembali tempatnya dari Colorado untuk menjadi Silicon Valley yang sah bagi ganja,” ujarnya menambahkan.
Senada dengan Aaron, CEO flowhub.co, Kyle Sherman mengatakan, kabar mengejutkan ini merupakan angin segar bagi California, karena pelegalan ganja bagi orang dewasa secara umum dinilai akan mempengaruhi aspek kesehatan di negara bagian ini.
“Ini berita yang fantastis bagi sektor kesehatan negeri ini, dimana California telah melegalkan ganja untuk penggunaannya bagi orang dewasa,” kata Sherman.
Dengan demikian, lanjut Sherman, maka dipastikan akan ada pemasukan bagi kas pajak California, dengan potensi besaran yang bernilai fantastis. Terlebih, itu adalah uang ‘halal’ bagi negara, yang sama sekali bukan berasal dari percikan profit pasar gelap narkotika.
“Uang pajak akan mengalir ke negara, dan bukan dari pasar gelap,” ujarnya menambahkan.
Selain itu, diketahui bahwa Nevada juga merupakan salah satu negara bagian yang mendukung ganja rekreasional, meskipun berbagai upaya untuk melawannya juga masih gencar dilakukan oleh para prohibitionist.
Hal ini menggambarkan bahwa sebagian besar dari pihak Pantai Barat di Amerika sana, sekarang telah menjadi wilayah yang telah memiliki hukum ganja. Meskipun sampai saat ini masyarakat Pantai Timur masih ragu-ragu untuk mengambil kebijakan yang serupa, namun mayoritas pemilih di Massachusetts dan Maine telah memilih untuk mengusung legalisasi ganja.
Keterpilihan Donald Trump pun tak bisa dilepaskan dari fakta-fakta tersebut, dimana antusiasnya warga Amerika seakan sedang menunggu sikap nyata dari presiden baru mereka tersebut.
Meski bos besar developer perumahan itu tak banyak mengangkat isu ganja dalam kampanyenya kemarin (kalau tak bisa dikatakan ambigu dalam bersikap), namun kebijakan barunya nanti untuk legalisasi ganja, baik medis maupun rekreasional, tentunya sangat dinantikan oleh para pasien pengidap kanker dan penyakit lainnya, maupun oleh para stoners dan pothead se-Amerika.
Guna mendapatkan gambaran umum tentang sikap Trump dalam isu legaliasi ganja, ada baiknya kita menoleh sedikit jauh ke belakang mengenai posisi Trump yang telah mendapat nilai C+ pada masa kampanye kemarin, terhadap isu legalisasi ganja tersebut.
Pada tahun 1990, Trump pernah mengatakan bahwa ia akan melegalkan semua narkotika. Namun, baru-baru ini, ia juga mengatakan bahwa dirinya menentang legalisasi dan pengaturan ganja untuk orang dewasa.
Secara umum, Trump mendukung akses hukum untuk ganja medis, dan ia percaya bahwa negara bagian harus mampu menetapkan kebijakan ganja mereka sendiri dengan memperhatikan penggunaannya bagi orang dewasa.
Pembawa acara The O’Reilly Factor di Fox News Channel, Bill O’Reilly, dalam tayangan The O’Reilly Factor pada 12 Februari 2016 silam, pernah menanyakan langsung pada Trump terkait hal tersebut.
Bill mengatakan, industri ganja legal bernilai USD 1 miliar di Colorado telah menarik minat para pengedar narkotika untuk datang ke sana, mengisi persediaan mereka, untuk kemudian membawanya ke seluruh negeri dan menjualnya. Bill menanyakan kepada Trump bagaimana ia menyikapi hal tersebut. Dengan tegas, Trump pun berujar “That’s a real problem,”
“Ada masalah lain seperti misalnya di Colorado, dimana aturan tentang hal itu belum dibakukan, dan sejumlah kendala untuk melihat penyakit apa saja serta bagaimana dampaknya untuk otak dan pikiran terkait penggunaannya. Jadi anda tahu, (aturan) itu mungkin akan dikeluarkan dalam setahun ke depan,” ujar Trump.
Mendengar jawaban Trump yang menurutnya kurang mengena dan sangat diplomatis itu, Bill kembali mengejarnya dengan pertanyaan, “Apa yang akan anda lakukan mengenai hal tersebut?”
“Saya benar-benar memikirkan tentang hal itu, Bill. Karena dalam beberapa hal, saya pikir ganja itu baik, dan dengan cara yang lain, ganja itu buruk. Saya ingin melihat apa efek medisnya, dan dengan cara apa ganja medis itu dilakukan? Saya mendukung ganja medis seratus persen. Tapi apa yang anda bicarakan tadi, mungkin tidak. Karena ini menyebabkan banyak masalah di luar sana,” ujar Trump.
Bill kemudian mencoba memancing Trump dengan menyebut bahwa konteks ganja medis adalah sebuah ‘tipu muslihat’, Trump pun menjawab: “Tapi saya tahu bahwa orang-orang yang memiliki masalah serius dan penyakit tertentu, mereka melakukan itu untuk tujuan yang benar, karena itu benar-benar membantu mereka,” kata Trump.
Karena bahasan mengenai legalisasi ganja ini cukup jarang dikomentari Trump selama masa kampanye kemarin, maka untuk lebih memahami ambiguitas sikap Trump dalam isu tersebut, berikut beberapa argumentasinya yang berhasil dirangkum oleh tim lgn.or.id.
“Dalam hal ganja dan legalisasi, saya pikir yang harus menjadi masalah bagi negara-negara bagian adalah bahwa Marijuana adalah suatu hal yang besar. Saya pikir ganja untuk medis harus terealisasi dengan cara yang tepat. Tapi apakah kita tetap akan sulit untuk menyetujuinya? saya pikir begitu. Dan kemudian saya benar-benar percaya jika kita harus menyerahkannya secara penuh ke (pemerintah) Amerika Serikat. (Trump, Washington Post, 29 Oktober 2015)
“Saya akan mengatakan bahwa legalisasi ganja itu buruk. Tapi ganja medis adalah hal lain. Maka Saya pikir, ganja medis itu 100 persen (dibutuhkan),” (Trump, C-SPAN, 23 Juni 2015)
“Kita telah sangat kalah dalam Perang terhadap Narkotika. Jika anda harus melegalkan narkotika untuk memenangkan perang itu, maka anda harus mengambil keuntungan dari kerajaan narkotika itu sendiri,” (Trump, Miami Herald, 14 April 1990).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar