Global Marijuana March (GMM) adalah momen spesial bagi LGN. Kami lahir di GMM Jakarta tahun 2010 setelah memberanikan diri turun ke jalan dan menyuarakan legalisasi ganja. GMM tahun 2011, isu legalisasi ganja menjadi trending topic di berbagai penjuru nusantara. Tahun 2012, kita berani lantang menyuarakan 5 tuntutan kepada pemerintah. Tahun 2013, LGN mengeluarkan petisi riset ganja medis. Tahun 2014, GMM dilakukan di 7 kota dengan isu Amandemen UU Narkotika No. 35 Tahun 2009. Sedangkan GMM tahun 2015, kami mengucapkan terima kasih kepada Kemenkes RI karena telah menyambut baik petisi riset ganja medis.
Tahun ini, apa yang hendak kita lakukan? Berteriak lagi, membentang spanduk lagi, gerak jalan lagi, membuat petisi lagi, atau apalagi? Untuk menjawab ini, izinkan kami memberikan refleksi atas perjuangan yang telah kita lalui bersama selama 6 tahun terakhir, sehingga kita dapat membaca, gerakan seperti apa yang sesungguhnya butuh kita lakukan.
Mari kita mulai dengan kejujuran. Kita harus akui bahwa isu legalisasi ganja yang kita gagas sejak tahun 2010 tidak diminati oleh masyarakat Indonesia, bukan begitu? Padahal kita sudah mengupayakan segenap energi dan waktu untuk mendapatkan dukungan dari mereka, namun apa daya alam tidak merestuinya. Hal ini bukan berarti kita harus berhenti memperjuangkan hakikat legalisasi ganja, melainkan merubah strategi perjuangan.
Begini kira-kira strateginya. Ingat baik-baik bahwa sukses tidaknya perjuangan kita sangat bergantung dari berapa banyak masyarakat yang mau terlibat langsung dalam menyuarakan aspirasi LGN. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah “gerakan baru” yang dapat melibatkan seluruh masyarakat Indonesia. Di sisi lain, gerakan tersebut juga harus mampu menunjukan kemampuan kita mengelola tanaman ganja. Bukankah visi kita untuk dapat mengelola pohon ganja agar dapat mewujudkan masyarakat adil-makmur-sentosa berdasarkan ajaran Pancasila.
Jawabannya sederhana kawan. Kita tidak perlu menanam dan merawat tanaman ganja untuk membuktikan keseriusan kita (masih ilegal). Salah satu cara untuk menunjukan kepada masyarakat bahwasannya kita mampu mengelola tanaman ganja adalah dengan membuat gerakan mengelola alam. Alam adalah pola sedangkan ganja adalah detail. Kalau kita mampu mengelola alam (pola), mengelola ganja (detail) bukanlah pekerjaan yang menyulitkan. Oleh karena itu, GMM 2016 ini kita rayakan dengan kegiatan menanam pohon dan bersih lingkungan di 6 kota; Padang, Jakarta, Jogja, Surabaya, Gresik, & Makassar.
Bagaimanapun ceritanya, GMM akan kembali menjadi momen yang begitu spesial buat kita bersama. Sabtu 7 Mei 2016 nanti, siapapun dapat ikut menjadi pelaku sejarah dilahirkannya gerakan baru LGN; Gerakan #MembacaAlam. Sebuah gerakan yang bertujuan untuk mengasah kemampuan individu bekerja bersama alam sekitarnya sekaligus meraih kepercayaan publik bahwa ganja layak kita kelola bersama.
“Bertahun-tahun kita telah mendapat pengetahuan dari membaca buku, sekarang saatnya kita belajar untuk meraih pengetahuan dengan #MembacaAlam, bukankah alam adalah sumber ilmu pengetahuan?”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar